Halo teman-teman,
Kali ini saya akan menulis pengalaman pribadi saya ketika menyapih azka. Artikel tentang menyapih ini pasti sudah beredar ribuan jumlahnya. Pun diluar itu semua, pasti ada teman atau kerabat kita yang menuliskan pengalamannya melalui status di sosial media.
Bagi teman-teman yang masih bingung bagaimana ingin menyapih, atau mau siap-siap menyapih, atau mau dapat gambaran bagaimana menyapih. Semoga tulisan saya dapat membantu.
Azka berhasil disapih usia 2 tahun 8 bulan. Saya dan suami sudah jauh-jauh hari memutuskan untuk menyapihnya dengan penuh kesadaran, tanpa paksaan, dan tanpa "penipuan". Ada dua kesulitan yang saya hadapi. Pertama, saya belum ada pengalaman dan ditambah lagi, ibu saya tidak punya pengalaman menyapih karena kami ketiga anaknya produk sufor sejak lahir. Kedua, faktor dari lingkungan eksternal yaitu saran-saran untuk menghentikan paksa dengan cara dioleskan segala macam di area puting, mertua saya pun menyarankan seperti itu berdasarkan pengalaman pribadi beliau.
Tapi, satu hal yang perlu diingat. Anak kita adalah hak kita. Maka, lakukanlah yang menurut Anda paling baik. Misalkan, yang paling baik memang harus dioleskan ramuan-ramuan di payudara, ya sudah lakukan lah. Namun, jangan lupa dengan konsekuensinya. Baik WWL (weaning with love / menyapih dengan penuh Kasih sayang) maupun dengan paksa pasti ada konsekuensinya.
Sebagai gambaran, saya kebetulan tergabung dalam salah satu komunitas kesadaran jiwa sehat. Salah satu anggotanya ada yang sangat ketakutan dengan warna merah, meskipun itu hanya sedikit corak merah di sprei. Ternyata, awal mulanya adalah ketika kecil, ibunya menyapih dengan cara mengoleskan obat merah di putingnya. Semenjak saat itu dia berhenti menyusu dengan penuh ketakutan.
Sebenernya, proses menyapih sudah kami biasakan sejak usia 23 Bulan. Saat itu, azka masih minta menyusu kalau dia tidak merasa aman dan akan beranjak tidur. Maka, kami waktu itu memberikan aturan untuk boleh menyusu, tapi hanya saat akan tidur. Hal ini kami lakukan dengan terus memberikan pengertian, contohnya "Azka sebentar lagi harus bener-bener brenti nenen. Jadi sekarang nenennya kalau mau bobo aja ya". Berikan pengertian terus-menerus. Ingat, anak kita jauh lebih cerdas daripada yang pernah kita bayangkan. Yakini itu! Hal ini berhasil sampai azka akhirnya harus opname karena terkena ISPA. Kondisinya yang harus sangat sangat sangat terjaga, membuat dokter menyarankan untuk tidak membatasi ASI. Disarankan untuk memberikan ASI daripada makanan lainnya yang bisa memperlambat proses penyembuhan. Gagal lah proses awal kami karena setelah keluar dari RS, azka kembali menyusu dengan frekuensi yang bisa dibilang banyak. Mungkin sekitar tujuh kali dan biasanya kalau malam dia bangun bisa sampai dua kali utnuk menyusu. Tidak selang lama setelah ISPA, azka terkena diare. Maka, saat itu dokter bilang hanya ASI yang paling aman, daripada diberi susu UHT yang bisa memperparah diarenya. Lalu, menyapih itu rasanya jauh di atas awang-awang.
Berbekal melihat artikel dan tanya-tanya, saya memberanikan untuk mencoba kembali dengan tekad yang kuat. Ya, tekad yang kuat adalah modal utama. Usia azka sudah menginjak 2 tahun 8 Bulan.
Secara singkat, hal yang biasa dilakukan adalah:
1. Menambah stok makanan
Dari banyak artikel menyebutkan bahwa jika anak meminta ASI, maka berikanlah makanan agar teralihkan. Yang terjadi pada saya adalah gagal karena azka aslinya makan dan minum sudah banyak. Saat kami membeli stok makanan yang niatnya hanya dikeluarkan saat azka minta ASI, yang ada azka menemukan tempat persembunyiannya dan habis seketika. Sebanyak apapun kami membeli, pasti akan habis jauh lebih cepat dari yang kami perhitungkan.
2. Membiarkan menangis
Dari banyak artikel dan pengalaman teman-teman, ada yang berhasil setelah anaknya dibiarkan menangis. Artinya, menangis sejadi-jadinya tidak membuat ibu memberikan ASI nya. Istilahnya orang tua menjadi "Raja Tega". Saya pun melakukannya. Dan tau bagaimana? Azka teriak-teriak, menangis, meronta, dan sebagainya sampai tiga jam dan hasilnya saya akhirnya tetap meberikan ASI karena kuatir dia kehabisan tenaga. Selain itu, yang jelas saya jadi kebayang masa kecil saya ketika saya pernah merasa bahwa orang tua saya tidak memberikan pengertian yang cukup kepada saya akan suatu hal yang membuat saya sangat marah waktu itu dan bingung dikemudian hari bahkan hingga dewasa. Berbekal perasaan masa lalu ini, saya memutuskan cara ini tidak cocok. Karena sudah terlanjur membuat azka marah selama tiga jam, keesokan harinya saya meminta maaf kepada azka dan mengatakan "Mami sama papi semalam itu maksudnya mau buat azka brenti nenen, supaya azka lebih mandiri. Bukan karena mami papi jahat, tapi karena mami papi sayang azka. Maaf ya udah buat azka teriak-teriak. Kira-kira kalau azka nanti bobo digendong mau nggak ya?". Perkataan tersebut saya ulangi dengan penakanan di "minta maaf" dan "menyatakan bahwa kami orang tuanya bukan orang jahat". Ajaibnya, dia mengerti dan berkata, "mami papi nggak jahat kan, mami papi cuma mau azka jadi mandiri kan, azka mau mandiri ah"
Hati saya menjadi lega walaupun terus berdoa supaya kejadian malam itu tidak membuat jiwanya terluka di kemudian hari.
3. Bersembunyi
Banyak di artikel yang mengatakan untuk "tidak terlihat" di jam-jam kritis saat anak meminta ASI. Tapi hal ini tidak kami lakukan karena tidak memungkinkan. Alasan utamanya adalah, suami saya bekerja sekitar 12-14jam per hari. Saat itu, saya hanya berdua dengan Azka. Malamnya, tentulah azka minta main bertiga, jadi bersembunyi bagi kami mustahil dilakukan.
4. Digendong-gendong
Ini adalah langkah yang paling berhasil untuk azka. Saya menggendongnya dengan baby carrier posisi di belakang. Alasannya kalau di depan atau di samping dia masih bisa "mencium" aroma ASI. Saya selalu menekankan, "kalau azka mau bobo, nggak usah nenen. Nanti mami gendong aja". Nah sepertinya otak azka sudah ter-setting bahwa "mami nggak akan Kasih nenen, mami cuma mau gendong". Triknya, gendong anak saat benar-benar sudah lelah dan ngantuk lalu sambil digendong bisa diajak mengaji surat-surat pendek (saya mah amatiran soal ini jadi yang saya pilih surat yang saya hafal dan berkali-kali diulang) atau dinyanyikan lagu (azka selalu berhasil tidur dengan lagu Baa Baa Black Sheep). Cara ini awalnya berhasil saat akan tidur siang dan malam, bahkan membuat azka tidak terbangun tengah malam. Namun belum berhasil ketika dia terbangun di jam-jam setelah subuh. Biasanya, saat ini adalah saat azka menyusu berkali-kali sampai akhirnya dia terbangun sekitar pukul 9 pagi (siang banget kan ya).
Saya mulai menyapih azka untuk tidur siang dan malam hari jum'at-senin, lalu dengan tekad yang bulat hari selasa saya memutuskan untuk menyapih total dengan cara tetap digendong. Ya, setelah subuh, dengan suasana yang masih gelap gulita, saya gendong azka ke halaman belakang yang bersebelahan dengan hutan (saya tinggal di remote area, nanti saya akan ceritakan di artikel tersendiri, in sya Allah) sampai dia tertidur kembali. Yak dan Alhamdulillah berhasil.
5. Jalan-jalan
Ide ini muncul lantaran azka sering meminta ASI jika sedang galau. Maka, saya memutuskan setiap azka terlihat galau, akan saya ajak jalan-jalan. Saya adalah perantau yang tidak ada ART maupun saudara sama sekali. Jadi tidak ada jalan lain ya harus berjuang sendiri ketika suami saya belum pulang.
Jalan-jalan yang dimaksud ya benar-benar jalan kaki. Karena kendaraan dibawa suami kerja dan tempat tinggal saya bukan lah kota yang dengan mudah memanggil go-car, go-jek, dan sebangsanya (bukan tidak mudah,tetapi memang tidak ada). Pun disini tidak ada mall yang bisa mengalihkan perhatian anak.
Lalu kemana kah saya ajak jalan-jalan? Ya ke warung beli gula, sambil belajar cara belanja dan mengenalkan sebisa mungkin apa yang dijual di warung. Ke warung pizza dekat rumah yang Alhamdulillah jual es krim yang bisa mengusir galau anak balita. Jalan-jalan muter komplek. Ke halaman depan mengamati awan. Atau bermain rumput di halaman tetangga. Intinya, saya ajak jalan-jalan supaya mengusir galau, pulang sudah lelah, lalu gendong sebentar tidur deh. Begitu rumusannya.
1. Menambah stok makanan
Dari banyak artikel menyebutkan bahwa jika anak meminta ASI, maka berikanlah makanan agar teralihkan. Yang terjadi pada saya adalah gagal karena azka aslinya makan dan minum sudah banyak. Saat kami membeli stok makanan yang niatnya hanya dikeluarkan saat azka minta ASI, yang ada azka menemukan tempat persembunyiannya dan habis seketika. Sebanyak apapun kami membeli, pasti akan habis jauh lebih cepat dari yang kami perhitungkan.
2. Membiarkan menangis
Dari banyak artikel dan pengalaman teman-teman, ada yang berhasil setelah anaknya dibiarkan menangis. Artinya, menangis sejadi-jadinya tidak membuat ibu memberikan ASI nya. Istilahnya orang tua menjadi "Raja Tega". Saya pun melakukannya. Dan tau bagaimana? Azka teriak-teriak, menangis, meronta, dan sebagainya sampai tiga jam dan hasilnya saya akhirnya tetap meberikan ASI karena kuatir dia kehabisan tenaga. Selain itu, yang jelas saya jadi kebayang masa kecil saya ketika saya pernah merasa bahwa orang tua saya tidak memberikan pengertian yang cukup kepada saya akan suatu hal yang membuat saya sangat marah waktu itu dan bingung dikemudian hari bahkan hingga dewasa. Berbekal perasaan masa lalu ini, saya memutuskan cara ini tidak cocok. Karena sudah terlanjur membuat azka marah selama tiga jam, keesokan harinya saya meminta maaf kepada azka dan mengatakan "Mami sama papi semalam itu maksudnya mau buat azka brenti nenen, supaya azka lebih mandiri. Bukan karena mami papi jahat, tapi karena mami papi sayang azka. Maaf ya udah buat azka teriak-teriak. Kira-kira kalau azka nanti bobo digendong mau nggak ya?". Perkataan tersebut saya ulangi dengan penakanan di "minta maaf" dan "menyatakan bahwa kami orang tuanya bukan orang jahat". Ajaibnya, dia mengerti dan berkata, "mami papi nggak jahat kan, mami papi cuma mau azka jadi mandiri kan, azka mau mandiri ah"
Hati saya menjadi lega walaupun terus berdoa supaya kejadian malam itu tidak membuat jiwanya terluka di kemudian hari.
3. Bersembunyi
Banyak di artikel yang mengatakan untuk "tidak terlihat" di jam-jam kritis saat anak meminta ASI. Tapi hal ini tidak kami lakukan karena tidak memungkinkan. Alasan utamanya adalah, suami saya bekerja sekitar 12-14jam per hari. Saat itu, saya hanya berdua dengan Azka. Malamnya, tentulah azka minta main bertiga, jadi bersembunyi bagi kami mustahil dilakukan.
4. Digendong-gendong
Ini adalah langkah yang paling berhasil untuk azka. Saya menggendongnya dengan baby carrier posisi di belakang. Alasannya kalau di depan atau di samping dia masih bisa "mencium" aroma ASI. Saya selalu menekankan, "kalau azka mau bobo, nggak usah nenen. Nanti mami gendong aja". Nah sepertinya otak azka sudah ter-setting bahwa "mami nggak akan Kasih nenen, mami cuma mau gendong". Triknya, gendong anak saat benar-benar sudah lelah dan ngantuk lalu sambil digendong bisa diajak mengaji surat-surat pendek (saya mah amatiran soal ini jadi yang saya pilih surat yang saya hafal dan berkali-kali diulang) atau dinyanyikan lagu (azka selalu berhasil tidur dengan lagu Baa Baa Black Sheep). Cara ini awalnya berhasil saat akan tidur siang dan malam, bahkan membuat azka tidak terbangun tengah malam. Namun belum berhasil ketika dia terbangun di jam-jam setelah subuh. Biasanya, saat ini adalah saat azka menyusu berkali-kali sampai akhirnya dia terbangun sekitar pukul 9 pagi (siang banget kan ya).
Saya mulai menyapih azka untuk tidur siang dan malam hari jum'at-senin, lalu dengan tekad yang bulat hari selasa saya memutuskan untuk menyapih total dengan cara tetap digendong. Ya, setelah subuh, dengan suasana yang masih gelap gulita, saya gendong azka ke halaman belakang yang bersebelahan dengan hutan (saya tinggal di remote area, nanti saya akan ceritakan di artikel tersendiri, in sya Allah) sampai dia tertidur kembali. Yak dan Alhamdulillah berhasil.
5. Jalan-jalan
Ide ini muncul lantaran azka sering meminta ASI jika sedang galau. Maka, saya memutuskan setiap azka terlihat galau, akan saya ajak jalan-jalan. Saya adalah perantau yang tidak ada ART maupun saudara sama sekali. Jadi tidak ada jalan lain ya harus berjuang sendiri ketika suami saya belum pulang.
Jalan-jalan yang dimaksud ya benar-benar jalan kaki. Karena kendaraan dibawa suami kerja dan tempat tinggal saya bukan lah kota yang dengan mudah memanggil go-car, go-jek, dan sebangsanya (bukan tidak mudah,tetapi memang tidak ada). Pun disini tidak ada mall yang bisa mengalihkan perhatian anak.
Lalu kemana kah saya ajak jalan-jalan? Ya ke warung beli gula, sambil belajar cara belanja dan mengenalkan sebisa mungkin apa yang dijual di warung. Ke warung pizza dekat rumah yang Alhamdulillah jual es krim yang bisa mengusir galau anak balita. Jalan-jalan muter komplek. Ke halaman depan mengamati awan. Atau bermain rumput di halaman tetangga. Intinya, saya ajak jalan-jalan supaya mengusir galau, pulang sudah lelah, lalu gendong sebentar tidur deh. Begitu rumusannya.
Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, kami mulai menyapih hari jumat dan menyapih total hari selasa. Drama gendong dan jalan-jalan ini hanya saya lewatkan sekitar 3 hari. Sisanya, ketika azka ngantuk dan kemudian saya ambil baby carrier, dia langsung berkata, "Nggak usah gendong mami, azka bisa bobok kok".
Namun, seperti yang banyak orang ceritakan, kami pun mengalami sekali begadang. Yatu ketika azka minta main tanpa lelah sedari suami saya pulang kerja sampai jam 03.30 WITA. Alhasil, kami bangun kesiangan dan suami saya ijin kantor :(
Hanya itu yang kami alami tentang begadang, Alhamdulillah setelahnya lancar.
Hanya itu yang kami alami tentang begadang, Alhamdulillah setelahnya lancar.
Untuk mempermudah penyapihan, saya mencoba memberikan tips dan trik yang saya alami berikut ini:
1. Terus dan terus beri pengertian dengan bahasa yang jelas dan sederhana, mengapa menyapih itu penting dilakukan. Ingat! Anak kita jauh lebih cerdas dari apa yang kita bayangkan
2. Amati diwaktu apa anak kita minta ASI. Para orang tua pasti menyadarinya, masing-masing anak pasti berbeda. Kalau azka minta ASI saat: galau atau ketakutan, tidak ada kerjaan, akan tidur, dan terbangun di malam hari ataupun setelah subuh. Saya ambil solusi, untuk akan tidur baik siang maupun malam dan terbangun setelah waktu subuh, saya langsung gendong-gendong sampai dia tertidur. Sementara, saat dia galau, ketakutan, ataupun tidak ada kerjaan saya bawa dia jalan-jalan. Dengan cara ini, mempersingkat trial and error dan karena membawa kemajuan dari hari per hari, rasa percaya diri kita akan membantu keberhasilan.
1. Terus dan terus beri pengertian dengan bahasa yang jelas dan sederhana, mengapa menyapih itu penting dilakukan. Ingat! Anak kita jauh lebih cerdas dari apa yang kita bayangkan
2. Amati diwaktu apa anak kita minta ASI. Para orang tua pasti menyadarinya, masing-masing anak pasti berbeda. Kalau azka minta ASI saat: galau atau ketakutan, tidak ada kerjaan, akan tidur, dan terbangun di malam hari ataupun setelah subuh. Saya ambil solusi, untuk akan tidur baik siang maupun malam dan terbangun setelah waktu subuh, saya langsung gendong-gendong sampai dia tertidur. Sementara, saat dia galau, ketakutan, ataupun tidak ada kerjaan saya bawa dia jalan-jalan. Dengan cara ini, mempersingkat trial and error dan karena membawa kemajuan dari hari per hari, rasa percaya diri kita akan membantu keberhasilan.
3. Pahami betul ke dalam diri kita, dengan penuh kesadaran, bahwa menyapih dengan Cinta adalah untuk kebaikan bersama dalam jangka yang panjang. Mengingat ada yang memiliki trauma karena penyapihan, bahkan sampai dewasa. Akan lebih bijaksana jika kita bertekad keras untuk melakukan WWL ini. Dalam hati saya, "Sama-sama repotnya, mending pilih cara yang paling aman".
4. Berdoa meminta kelancaran dan yakin Allah pasti membantu. Menyapih bukan suatu kejahatan dan bahkan bisa berdampak kebaikan, maka berdoalah untuk kekuatan dan kelancaran.
5. Beri reward dalam bentuk apa saja untuk memotivasi. Hadiah disini bisa dalam bentuk apa saja seperti stiker dengan bentuk lucu, jika mereka bersedia "ditolak" ketika meminta ASI. Hadiah juga bisa bervariasi per harinya agar mereka gembira. Kalau saya, berhubung azka suka apa pun yang berhubungan dengan kartun Cars maka kami membuat kesepakatan, "kalau seminggu aja azka nggak nenen, nanti mami papi belikan cars yang ada jalannya" dan seminggu setelah dia benar-benar total tanpa menyusu, kami menepati janji untuk memberinya hadiah.
Tetapi ingat ya, hadiah tidak harus seperti saya. Tergantung situasi dan kondisi. Azka bukan anak yang penuh dengan mainan, bahkan mainan sebagian besar karena pemberian dari teman kami atau kakek-nenek nya. Sehingga, untuk pencapaian pengertian yang sangat besar dari azka ini, kami memutuskan memberikan hadiah yang memang mengeluarkan uang
4. Berdoa meminta kelancaran dan yakin Allah pasti membantu. Menyapih bukan suatu kejahatan dan bahkan bisa berdampak kebaikan, maka berdoalah untuk kekuatan dan kelancaran.
5. Beri reward dalam bentuk apa saja untuk memotivasi. Hadiah disini bisa dalam bentuk apa saja seperti stiker dengan bentuk lucu, jika mereka bersedia "ditolak" ketika meminta ASI. Hadiah juga bisa bervariasi per harinya agar mereka gembira. Kalau saya, berhubung azka suka apa pun yang berhubungan dengan kartun Cars maka kami membuat kesepakatan, "kalau seminggu aja azka nggak nenen, nanti mami papi belikan cars yang ada jalannya" dan seminggu setelah dia benar-benar total tanpa menyusu, kami menepati janji untuk memberinya hadiah.
Tetapi ingat ya, hadiah tidak harus seperti saya. Tergantung situasi dan kondisi. Azka bukan anak yang penuh dengan mainan, bahkan mainan sebagian besar karena pemberian dari teman kami atau kakek-nenek nya. Sehingga, untuk pencapaian pengertian yang sangat besar dari azka ini, kami memutuskan memberikan hadiah yang memang mengeluarkan uang
6. Ikhlas untuk melepaskan anak menyusu. You've been doing so good selama dua tahun ini, beri anak kita keleluasan untuk menikmati proses transformasi pada awal kehidupannya.
Lalu, apa efek yang didapat dengan WWL ini?
1. Anak jauh lebih mandiri dan pengertian
Azka jauh lebih bisa diberi pengertian untuk mandiri dan sebagainya. Komunikasi kami semakin baik dari hari ke hari karena azka sudah mendapatkan signal "kalau mami papi kasih tau, artinya baik buat aku", semacam itu lah. bahkan dalam hitungan hari setelah disapih, azka sering masuk ke kamar sendiri dan ketika saya tengok, dia sudah terlelap di atas bantal. Tanpa drama dan rewel seperti ketika meminta ASI, sedangkan saya masih mengerjakan pekerjaan rumah.
1. Anak jauh lebih mandiri dan pengertian
Azka jauh lebih bisa diberi pengertian untuk mandiri dan sebagainya. Komunikasi kami semakin baik dari hari ke hari karena azka sudah mendapatkan signal "kalau mami papi kasih tau, artinya baik buat aku", semacam itu lah. bahkan dalam hitungan hari setelah disapih, azka sering masuk ke kamar sendiri dan ketika saya tengok, dia sudah terlelap di atas bantal. Tanpa drama dan rewel seperti ketika meminta ASI, sedangkan saya masih mengerjakan pekerjaan rumah.
2. Alhamdulillh saya tidak mengalami pembengkakan PD. Berdasarkan cerita yang saya dapat, ketika menyapih maka PD akan membengkak dan akan terasa sakit bahkan demam. Tentulah sebagai manager rumah tangga tanpa anak buah, akan sangat repot jika mendadak demam dan bedrest. Proses pemberhentian menyusui yang bertahap secara otomatis akan mengurangi produksi ASI secara bertahap pula. Dan ketika azka benar-benar berhenti menyusu, maka ASI pun sudah tidak diproduksi seperti sebelumnya (kan dasarnya memang sudah sedikit yang diproduksi). Masuk akal kan? Tentunya tidak lupa berdoa, maka bye bye PD bengkak.
Teman-teman sekalian, apapun pilihan kita dalam proses penyapihan ini pastilah mendapat konsekuensinya. Tidak melakukan WWL pun bukan berarti kita tidak cinta anak kita. Kita lah yang paling mengetahui dan memegang kendali anak kita. Maka, apapun yang kita lakukan jangan lupa lakukan dengan bahagia dan ditujukan untuk mebahagiakan keluarga. Sisanya?? Allah punya "tangan-Nya" yang selalu saip membantu kita, in sya Allah.
Salam hangat,
Astri
(Bukan pakar parenting)
No comments:
Post a Comment