Aku
berdoa suatu saat nanti, kita memiliki waktu untuk canda tawa tanpa henti
sampai senja berganti malam dan malam menjadi pagi. Tak lagi direpotkan dengan
mengganti popok atau menenangkan tangisan. Tak perlu lagi pagi-pagi memakai
seragam kerja dan terpisah belasan jam lamanya.
Aku
berdoa suatu saat nanti tak lagi dipusingkan dengan tagihan. Menikmati pagi
dengan secangkir teh hangat, mengisi siang dengan riang, dan melewati malam
sambil menggenggam tangan. Meski sudah beruban dan tulang tak kuat lagi
menopang. Setidaknya hati kita masih tertaut dan kita sama-sama tahu bahwa kita
masih saling mencinta.
Aku
berdoa suatu saat nanti kita akan tersenyum melihat hasil perjuangan puluhan
tahun lamanya. Anak-anak yang bahagia, cucu-cucu yang sehat, dan cinta kita
makin kuat. Sembari memetik sayur yang kita tanam sendiri dan memanen telur
dari ayam yang kita pelihara. Jauh dari hiruk pikuk kota dan orang yang
tergesa-gesa.
Aku
berdoa suatu saat nanti ketika salah satu dari kita tiada, Tuhan membebaskan sisanya
dari rasa sepi. Meski raga tak lagi bersatu, cinta tetap ada. Mengenang
indahnya cerita lama dengan memandang cakrawala. Menjadikan bintang sebagai
teman bicara.
Hingga
kita berdua melebur dari dunia. Hanya tersisa nama yang akan dikenang, kemudian
lama-kelamaan terlupakan. Aku berdoa kita masih bisa menkmati teh hangat sambil
bercanda mesra di surga.
@astribestari
No comments:
Post a Comment