Kau datang dan
menarikku ke dalam duniamu. Meramaikan hariku dengan candaanmu. Tak butuh waktu
lama untuk menyukaimu. Kau memang makhluk yang menyenangkan.
Awal perjumpaan kita
yang singkat, tak menghentikanmu berbuat nekat. Kau mempertegas niat kepada
ayahku untuk menjadi pendamping hidup dari anak perempuannya. Kau semangat,
orang tuaku sepakat, aku nyaris sekarat. Bagaimana bisa aku dan kamu menjadi
kita? Sementara makanan favoritmu pun aku tak tahu. Kau pun tak pernah tahu warna
kesukaanku. Namun, kau meyakinkanku bahwa tak usah memikirkan yang tak perlu.
Cukup kita menyatu. Aku pun tak lagi ragu.
Hari demi hari berlalu.
Berganti jam, menit, dan detik yang berjalan mundur. Tibalah saatnya kau ikatku
dengan akad, lalu cerita tentang kita mulai dicatat malaikat. Kau pemimpin, aku
wakilnya.
Kini aku selalu punya
tempat untuk berteduh di kala mata tak sanggup lagi menampung hujan. Kau selalu
punya bahu untuk bersandar ketika dunia tak lagi ramah. Aku punya telinga yang
rela mendengar. Kau punya juru masak siaga ketika perutmu lapar. Kita akan
berbagi tawa, menopang duka, dan menorehkan cerita bersama. Menambah anggota
keluarga dan merawatnya berdua. Kau papa dan aku mama.
Indah ya?
No comments:
Post a Comment