Wednesday, June 13, 2018

Begini Langkah-Langkah Mengurus Visa Schengen

Pada bulan Januari 2018 lalu kami mencoba untuk mengajukan aplikasi visa Schengen sebagai syarat untuk mengunjungi Spanyol pada bulan Maret 2018. Ini adalah kali pertama bagi kami mengurus visa, sehingga menimbulkan banyak pertanyaan dan perasaan was-was. Apalagi yang kami urus adalah  visa Schengen! Konon katanya visa ini rumit sekali cara mengajukannya. Wajar saja, visa Schengen merupakan satu-satunya visa yang bisa dikatakan 'visa ajaib'. Sebab dengan mengantongi visa ini, maka kita bisa melanglangbuana langsung ke 26 negara di Benua Biru.

Kami mengajukan aplikasi melalui BLS. Agen resmi yang ditunjuk oleh kedutaan Spanyol guna mengurus perijinan bagi tiap individu yang ingin mengunjungi negaranya. Mengapa Spanyol? Karena kami memang hanya berencana mengunjungi Spanyol selama empat hari, kemudian melanjutkan terbang ke Jeddah untuk umroh. Lokasinya ada di Unit 1001, Level 10, Palma One Building, Jalan H. R Rasuna Said Kav X-2 No. 4, Kuningan Timur, Jakarta Selatan.

Sebenarnya bisa juga mengurus visa Schengen melalui VFS Global (agen yang ditunjuk oleh kedutaan Belanda) atau TLS Contact (Agen yang ditunjuk oleh kedutaan Perancis). Banyak yang memberikan testimoni bahwa dua negara itu yang paling mudah meloloskan visa. Namun kita juga perlu tahu bahwa umumnya tempat kepengurusan visa dipilih berdasarkan negara mana yang akan kita kunjungi paling lama. Misalkan: dari seluruh rangkaian tur Eropa, ternyata Belanda adalah negara yang akan kita kunjungi dengan jangka waktu paling lama. Maka, visa Schengen bisa diajukan melalui VFS Global.

Bagi yang baru pertama kali mengajukan visa Schengen, maka WAJIB hukumnya hadir secara langsung untuk foto dan scan sidik jari. Seingat saya, jika sudah mengambil data biometrik tersebut, maka akan terekam jejaknya selama lima tahun.

Adapun syarat yang diminta adalah:

1. 2 lembar formulir yang bisa diunduh langsung di website BLS. Satu lembar asli dan satu fotokopian. Isilah dengan cermat dan harus ditandatangani oleh aplikan. Kecuali, anak-anak di bawah umur maka harus ditandatangani oleh KEDUA orang tuanya. 

2. Paspor asli yang masih berlaku (setidaknya enam bulan setelah masa berakhir visa) dengan tidak ada nama tambahan pada halaman Endorsement (Hal 4). Bawa juga paspor yang lama (jika ada).

Nah, dalam hal ini sering ada permasalahan terutama yang pernah menggunakan paspornya untuk umroh. Seperti diketahui bahwa salah satu maskapai yang umum digunakan umroh, Saudia Airline, sering memberi persyaratan terkait banyaknya suku kata dalam nama. Pernah mensyaratkan penumpangnya harus memiliki minimal tiga suku kata, namun saat ini dua suku kata pun cukup.

Untuk mengatasi persyaratan tersebut, maka penumpang dengan jumlah suku kata yang tidak memenuhi syarat ini harus menambahkan nama tambahan di halaman Endorsement. Sehingga ketika pengajuan visa Schengen sering bermasalah.

Jika kita bisa membuktikan memang nama di halaman 4 tersebut pernah digunakan untuk umroh yang lalu, bisa saja aman. Jika tidak, maka pihak BLS akan meminta kita untuk mengurus ke kantor imigrasi guna mengurus pembatalan tambahan nama di halaman endorsement.

3. Fotokopi KTP dan Kartu Keluarga. Lebih baik yang asli juga dibawa.

4. Foto 3x4 dengan background terang, menghadap depan, dan menunjukkan 80% bagian wajah. Bagi yang berjilbab maka usahakan perlihatkan jidat dan bagian pipi serta dagu wajib terlihat jelas.

5. Asuransi perjalanan Negara Schengen dengan minimal nilai perlindungannya 30.000 Euro per orang. Asuransi ini melingkupi pengobatan, perawatan dalam keadaan darurat, hingga kematian. Waktu itu kami beli via Futuready

6. Bagi aplikan yang berusia di bawah 18 tahun dan tidak bepergian bersama orang tuanya wajib menunjukkan surat perjalana yang dibuat di depan notaris dengan ditandatangani kedua orang tua. Surat tersebut wajib mencantumkan detail tanggal dan negara yang dikunjungi. Bawa surat asli dan fotokopiannya ya. Karena nanti surat yang asli harus ditunjukkan ketika menyerahkan berkas.

7. Visa negara lain di luar negara-negara Schengen yang ingin dikunjungi (jika ada)

8. Bukti reservasi hotel. Nah untuk kasus ini kan siapapun tidak mau rugi ya. Sudah lunas bayar hotel eh ternyata visanya ditolak. Sedih! Maka, biasanya para traveller menggunakan aplikasi booking.com lalu melakukan reservasi hotel yang memperbolehkan melakukan pembayaran di tempat dengan jaminan nomor kartu debit/kartu kredit. Jangan lupa, pilih juga hotel yang membolehkan pembatalan gratis. Jika visa ditolak atau ingin pindah hotel, tinggal cancel.

9.  Tiket pesawat PP. Pada poin ini kurang lebih sama dengan poin ketujuh. Kita kan pasti tidak mau rugi ya, pesan pesawat mahal-mahal eh visa ditolak. Maka, biasanya traveller menggunakan dummy ticket alias tiket jadi-jadian. Kita cukup mengunjungi website Thai Airways karena maskapai tersebut bisa mengeluarkan e-ticket meskipun belum melakukan pembayaran. Adapun tenggat pembayarannya kalau tidak salah tiga hari. Jika sudah melewati tenggat yang ditentukan maka reservasi batal secara otomatis. Yang penting cetak dulu e-ticketnya untuk dikumpulkan.

10. Jaminan finansial yang meliputi: surat keterangan bekerja dengan menyebutkan posisi, gaji, dan tujuan aplikan datang ke Spanyol, surat referensi bank dan dicantumkan pula saldo rekening, serta rekening koran 3 bulan terakhir. Dengar-dengar kalau mau aman minimal ada deposito 30 juta per orang. Kalau bisa lebih. Oh iya, semua wajib dituliskan dalam bahasa Inggris ya.

11. Katanya tahun 2018 ini mensyaratkan pula fotokopi kartu kredit berikut billiing statement  nya.

Bagaimana cara mengajukannya?

Saya akan menuliskan sesuai pengalaman kami mengajukan aplikasi di BLS ya...

1. Baca dulu website agen yang akan kita datangi. Pelajari persyaratannya karena masing-masing agen ada kemungkinan perbedaan persyaratan.

2. Setelah syarat lengkap, buatlah perjanjian untuk mengumpulkan berkas. Appointment ini bisa dilakukan via website agen.

3. Datanglah pada waktu yang sudah ditentukan. Petugas di luar ruangan akan menyerahkan kertas kecil berisi persyaratan untuk kita beri tanda centang.

4. Menyerahkan berkas ke petugas agen. Tenang saja, petugasnya orang Indonesia jadi tidak perlu takut untuk berbicara.

Nanti petugas akan mengecek ulang berkas kita dan dia akan menanyakan jika ada berkas yang kurang atau menurutnya tidak sesuai. Jika satu keluarga yang berangkat, maka cukup satu orang saja yang maju untuk mengumpulkan berkas seluruh anggota keluarga.

5. Pengambilan data biometrik berupa pas foto dan sidik jari.

6. Membayar visa fee plus ongkir jika paspor dikirim oleh agen (tidak diambil sendiri). Bulan Januari 2018 lalu untuk orang dewasa dikenakan:

Visa fee: Rp 958.700,00
LS Service fee: Rp 246.900,00
Ongkir ke Kalimantan Timur: Rp 100.000,00
MS (entah maksudnya apa): Rp 20.000,00
Total: Rp 1.325.600,00

Untuk anak di bawah 6 tahun maka:
Visa fee: 0
LS Service fee: 0
Ongkir ke Kalimantan Timur: Rp 100.000,00
MS (entah maksudnya apa): Rp 20.000,00

Biaya ini tidak akan kembali meskipun visa ditolak.

7. Menunggu dengan harap-harap cemas apakah visa lolos atau malah ditolak. Untuk BLS sendiri maksimal proses 10 hari kerja, walau kenyataannya 3-5 hari kerja saja sudah ada jawaban.

8. Tidak ada keterangan yang jelas mengenai alasan-alasan mengapa visa Si Anu lolos dan visa Si Inu ditolak. Hanya Allah dan kedutaannya lah yang mengetahuinya. Jadi sebagai aplikan wajib berdoa meminta hasil yang terbaik. 

Lantas, bagaimana hasil dari pengajuan visa kami? Lolos atau ditolak? Mmmm...mungkin kapan-kapan saya tulis lagi cerita selanjutnya ya :)

No comments:

Post a Comment