Friday, August 31, 2018

Lembar Aktualisasi Diri



Setelah belasan tahun tidak pernah mencetak kartu nama, hari ini saya resmi membuat kartu nama lagi. Horeee!!! Kalau bukan berkat Komunitas Ibu Profesional, hal semacam ini dibayangkanpun tidak.

Selain data diri yang sudah jelas peruntukannya, ada dua yang ingin saya narasikan dalam lembar ini.

Pertama
Saya  sengaja menghilangkan title akademik di belakang nama saya. Alasannya bukan karena ilmunya tidak digunakan lagi, melainkan saya sendiri sudah canggung melihat title tersebut. Sejak pertama kali menerima ijazah Master yaitu ketika wisuda, jiwa saya terasa sudah melayang jauh dari lembaran kertas dalam map itu. Saya ingat sekali, yang saya pikirkan ketika wisuda adalah anak saya di rumah belum makan siang. Maka, sesampainya di rumah saya langsung meletakkan ijazah lalu dengan baju kebaya saya menyiapkan makan siang untuk Azka. Dan beberapa saat kemudian saya baru sadar ijazah studi yang saya tempuh mati-matian karena diselingi menikah, hamil, melahirkan, dan menyusui diselamatkan ibu saya. Saya lupa sudah pegang ijazah. Disitulah momen saya memantapkan diri untuk bekerja di ranah domestik.

Awalnya, yang mendukung hanya satu orang. Suami. Beliau malah senang bukan main karena memang sudah sejak lama menyampaikan bahwa beliau lebih senang memiliki istri yang bekerja di rumah. Namun berkat satu orang terdekat saya itu, saya sudah tidak peduli dengan bisikan-bisikan semacam ,"Kok nggak sayang sama ijazahnya?" atau "Duh, kalau aku di rumah bosen. Mau ngapain coba? Aku kan orangnya nggak bisa ya cuma diem nggak mengerjakan apa-apa." Berkat dukungan satu orang terdekat, saya tidak pernah merasa useless sebagai pekerja ranah domestik. Saya masih bisa mencoba ini dan itu kemudian sibuk dengan ini dan itu bahkan tetap merasa bahwa hari berjalan dengan sangat cepat.

Terlebih lagi setelah berkenalan dengan Komunitas Ibu Profesional. Mungkin orang di luar sana tidak tahu bahwa disamping membersihkan rumah, melayani suami, mengasuh anak, menjaga gizi keluarga, saya tetap mengerjakan tugas-tugas bertenggat waktu. Dan saya pun memang tidak berniat memberi tahu karena beginipun saya sudah bahagia. Alhamdulillah.

Berkat dukungan satu orang terdekat, saya diijinkan untuk turun tangan menunaikan misi komunitas "Berbagi dan Melayani" menjawab pertanyaan besar saya beberapa tahun lalu, "Jika jadi ibu rumah tangga, lantas bagaiman caranya bermanfaat untuk sesama?" Alhamdulillah.

Tidak masalah title akademik ditiadakan, ilmunya tetap ada di otak dan memang ilmu kan tujuan kita belajar?

Kedua
Awalnya kata "nama keluarga" terdengar aneh di telinga saya. Keluarga kok bernama? Berkat IP lama-kelamaan saya paham bahwa nama adalah bagian dari doa yang bisa mendarah daging dalam jiwa pemiliknya. Maka dengan diskusi bersama suami kami memikirkan apa nama yang pas untuk keluarga kami.

Kami merancang misi keluarga dan harapan-harapan serta mimpi ke depan. Semua dituangkan dan dituliskan. Diotak-atik kata. Pindah sana-sini. Sayang, tidak ketemu. Namun, berkat membagi ide ini kepada salah satu kawan IP, akhirnya kami mendapat saran akronim nama yang bagus. AKAR GUNA. 

Agama, KARya, GUNA adalah misi inti keluarga kami. Jika dilebarkan lagi akan menjadi seperti ini:
- Agama mencerminkan kami keluarga yang in sya Allah ingin selalu taat pada agama Allah yaitu Islam.
- Karya berasal dari agawe karyo yang artinya keluarga yang selalu haus dalam menciptakan karya-karya sepanjang sisa hidupnya.
- Guna berasal dari migunani tumraping liyan yang artinya bermanfaat bagi sesama

Sementara, penggunaan kata "Trah" diambil dari bahasa jawa yang artinya hubungan yang memiliki pertalian darah, namun belakangan ini mengalami pemekaran nama menjadi kelaurga besar. Artinya menantu yang tidak ada pertalian darah pun masuk ke dalam anggota trah. Kata Trah ini selalu dipakai untuk menamai sebuah perkumpulan keluarga dan tetap digunakan meskipun sang pembuat nama trah telah tiada seratus tahun lamanya.

Kami berdoa bahwa tiga value di atas tidak terhenti pada keluarga inti kami saja. Namun meluas kepada menantu, cucu, cicit, dan seterusnya. Aamiin.

Semoga logonya bisa segera dicetak dan terpampang jelas di rumah :)

2 comments: