"Good..."
"Hah?" aku tak mengerti dengan kalimatnya yang menggantung itu. Kuarahkan pandangannku padanya. Meminta konfirmasi. Sementara lidahku masih asik menjilat es krim stroberi yang baru saja dibelikan olehnya.
"Good to see you smiling."
"Hahaha...bahkan sekarang aku bisa tertawa," aku tertawa dengan penuh semangat. Sampai-sampai hidungku menyentuh ujung es krim yang sedang kunikmati. Mukaku pasti mirip badut.
"Kamu cantik kalau ceria. Ayolah...dunia tidak sekejam itu."
Aku terhenyak. Sejauh itukah dia memikirkan diriku? Kali ini aku hanya mengangguk-angguk sembari menatap matanya yang teduh. "Iya. Aku tahu," jawabku.
"Dari semua kisah hidupmu yang berat itu, semua pasti ada jalan keluarnya. Lagipula, ada aku."
"Hah?" lagi-lagi aku meminta konfirmasi darinya.
"Iya, ada aku. Ada aku yang bebas kamu ajak ke dalam badai hidupmu itu," katanya sembari merengkuh tangan kiriku yang dia bawa menuju dadanya yang bidang.
Es krimku mulai meleleh. Yeah, sebelas-dua belas lah dengan hatiku.
No comments:
Post a Comment