Halo,
Akhirnya mengisi lagi di blog ini setelah hampir dipenuhi sarang laba-laba, haha.
Postingan kali ini tidak ada fotnya karena terjadi begitu saja. Terkadang waktu memasa atau sedang di atas motor, atau sedang makan. Posisi yang sedang tidak memegang ponsel.
Di Jogja, istilah plesetan sudah akrab di dengar. Mungkin di daerah lain juga sudah, hanya saja di percakapan sehari-hari masyarakat Jogja umumnya diselingi dengan plesetan. Bahkan kalau di rumah saya bisa terjadi sewaktu-waktu dan akan semakin ramai pada jam makan karena satu keluarga berkumpul di meja makan, saling bercengkrama.
Mengubah suatu kata menjadi kata lain yang mirip-mirip adalah definisi dari plesetan. Misalkan seperti pada percakapan si A dan si B berikut:
A: Heh B, kamu bawa cemilan apa?
B: Aku bawa cemilan, cepuluh, cebelas
Dan kalau di Jogja ini bisa bersambung terus-menerus. Hiburan gratis sekaligus melatih kreatifitas, hehe.
Di rumah saat ini, kami ya kadang-kadang menggunakan plesetan untuk intermeso obrolan. Lucunya, Azka bisa membuat plesetan sendiri yang saya juga tidak tahu dari mana ia mendapatkan ide. Berikut beberapa contoh yang saya ingat ya. Azka (A) dan saya (M):
A: Mami, ini yang untuk buat pensil supaya nggak bujel (tumpul/patah) namanya apa?
M: Peraut
A: Kok dia kerjanya di Rumah Sakit?
M: Itu perawat
A: (((tertawa)))
dialog lain
M: Wah jam segini gelap gulita sudah ya. Biasanya kalau nggak mendung masih terang-terang aja
A: Gulita artinya apa Mi?
M: Gelap gulita artinya gelap sekali
A: Gulita yang binatang tangan banyak itu?
M: Itu gurita
A: (((tertawa)))
dialog lain lagi
A: Mami ini galonnya bisa ditiup? (sambil membawa galon kosong)
M: Yang ditiup namanya balon
A: (((tertawa)))
Sebenarnya ada banyak lagi, hanya saja saya lupa, hehehe. Awalnya saya kira ia hanya salah pengucapan dan salah mendefinisikan. Namun, selalu setelah saya betulkan, ia langsung tertawa. Berarti sepenangkapan saya, sebenarnya Azka tahu artinya cuma memang sedang plesetan.
Yang belum tahu rasanya berkreatifitias dengan plesetan, sila mampir Jogja. Duduk di angkringannya, maka akan ada sekumpulan orang yang tidak saling kenal, bahkan baru bertemu detik itu, namun sudah saling mengobrol lengkap dengan plesetannya. Kalau beruntung, obrolan akan berlanjut ke politik, seni, bahkan bedah buku
Salam hangat,
Astri
No comments:
Post a Comment