Thursday, April 25, 2019

Sunat Anak Usia Dini?? Siapa takut!!

Sependek yang saya tahu. Selain aqiqah dan memberikan nama, mengkhitankan anak laki-laki adalah hal yang juga dilakukan pada usia 7 hari. Begitupun saat kami berada di Madinah, ada seseorang bercerita bahwa di sana anak laki-laki mulai khitan pada usia 2 hari. Walaupun saya tidak menelisik lebih jauh tentang hal ini.

Menurut Integral Medical Center di London, waktu yang tepat bagi anak laki-laki untuk disunat berkisar usia 7-14 hari (hallosehat.com). Begitupun menurut dokter spesialis anak yang statusnya sering viral di Facebook. Beliau menyarankan untuk mengkhitankan anak laki-laki sebelum usianya mencapai 12 bulan.

Sementara kami memilih untuk mengkhitankan anak setelah lulus toilet training 🤭. Meskipun telah lulus tahun lalu, namun niat ini baru terealisasi Maret tahun ini. Ketika usianya 4 tahun 4 bulan.

Banyak yang heran, mengapa kami mengkhitankan anak pada usia dini. Sebab memang biasanya jika tidak ada kondisi medis tertentu, sunat dilakukan pada usia sekolah (7 tahun ke atas). "Kasian ah, masih kecil disunat. Nggak tega." Namun dari beberapa info yang kami dapatkan, sunat dibawah usia 5 tahun justu  penyembuhan lukanya akan lebih cepat. Tentu saja jika dilakukan dengan prosedur yang tepat. Apa benar seperti itu?

Alhamdulillah, yang terjadi pada kami memang seperti itu. Video ini diambil kurang dari 48 jam pasca sunat. Sudah lari-larian, hujan-hujanan, bonus terpleset pula. 😅

Nah, apa saja sih yang perlu disiapkan?
1. Siapkan mental anak sekaligus orang tuanya. Kami telah memberikan sugesti positif ke anak sejak lima bulan sebelumnya.
2. Pilih provider yang tepat. Bisa bermacam-macam sesuai keyakinan masing-masing. Kami memilih untuk melakukannya di RS JIH dengan penanganan dokter spesialis bedah anak (dr. Ahmad Mahmudi, Sp. BA). Beliau justru mendukung sunat usia dini ini.
3. Pastikan metodenya, urutan prosedurnya, hingga perawatan lukanya SEBELUM tindakan.
4. Dokter akan memeriksan kondisi anak. Jika dinyatakan aman, maka akan dibuat kesepakatan waktu tindakan. Anak akan diminta menginap total sehari semalam.
5. Sunat anak usia dini di Rumah Sakit prosedurnya seperti operasi. Dilakukan di ruang operasi dan diberikun bius total. Saran saya jika nakes sudah meminta anak untuk puasa maka orang tua harus mendukung sepenuhnya. Jika rewel bagaimana? Ya ini salah satu proses yang harus dilewati. Ada saat dimana kami benar-benar melarang keras anak untuk tidak kemasukan apapun termasuk air putih.
6. Orang tua harus siap ketika masa awal penyembuhan. Anak akan sering rewel ketika BAK karena perih di hari pertama, kemudian takut BAK dihari-hari berikutnya. Orang tua harus terus menjelaskan bahwa memang luka terasa perih tapi menahan BAK akan lebih berisiko.
7. Berikan obat sesuai jadwal dan harus tega mengoleskan salep di bekas luka. Ada kalanya kami memang harus mengoleskan dengan anak yang meronta-ronta.
8. Menjaga kebersihan di area luka. Pada hari pertama, kami hanya membersihkan area luka setelah BAK dengan tisu. Hari kedua, dengan saran dokter kami membersihkan area luka dengan air infus.
9. Siapkan celana sunat. Di Jogja, kami mendapatkannya di apotek yang juga menjual alat kesehatan dengan kisaran harga Rp 21rb hingga Rp 25rb.
10. Siapkan mental jika malam hari anak rewel karena ada kemungkinan bekas luka menempel di celana.

Dari pengalaman kami, sunat usia dini aman dilakukan. Selama memilih metode dan provider yang tepat, disesuaikan dengan kondisi anak dan keluarga.

Semoga bermanfaat 😉

1 comment:

  1. mba...pas banget nemu postingan ini, saya lg persiapan mau nyunat anak InsyaAllah dlm minggu ini, terimakasih sharingnya...oya kalo lg bapil harus nunggu sembuh dulu ya?

    ReplyDelete