Kembali lagi ke proses penyapihan yang sering membuat bingung para Bunda. Mau itu anak pertama, kedua, atau seterusnya. Pasti akan menyisakan kebingungan. Harus mulai dari mana???
Jika belum menaca bagian pertama, bisa klik di sini ya.
Di bawah ini saya menuliskan tanya-jawab terkait penyapihan si adek dan hal umum lainnya. Siapa tau bisa bermanfaat bagi Bunda ketika akan menyapih si kecil dengan cinta.
❤ Kapan si adek disapih?
Proses kemarin terlewati sebelum si adek genap 2 tahun 5 bulan.
❤ Mengapa dipilih waktu usia adek 2 tahun 5 bulan?
Dari dua pengalaman pribadi dan hasil mengikuti kuliah whatsapp (dan juga membaca aneka artikel) prinsip penyapihan yang paling penting adalah IBU DAN ANAK SAMA-SAMA SIAP.
Saya melihat bahwa si adek sudah siap untuk di sapih. Karena memang pada usia tersebut tidak lagi membutuhkan ASI sebagai asupan gizi utama. Nenen adalah sebagai aktifitas yang menenangkan bagi dirinya, itu makanya dia masih susah untuk lepas.
Pertanyaannya adalah kalau si adek sudah siap apakah saya sebagai ibunya juga sudah siap? Nah Bunda bisa tanyakan ke diri sendiri. Siapkah melepas momen berharga ini? Kuatkah fisik Bunda untuk menghadapi kerewelan si kecil ketika proses penyapihan? Tega kah Bunda melihat si kecil menangis meronta-ronta?
Tanyakan pertanyaan itu dalam hati Bunda. Apabila Bunda sudah memastikan bahwa siap menghadapi semua itu. Mulailah segera. Sebelum goyah lagi ðŸ¤
❤ Bagaimana metode yang tepat untuk menyapih?
Saya tidak anti pahit-pahit atau sufor ya. Di bagian pertama sudah dijelaskan saya pernah berpikir tentang hal itu. Tapi ada keraguan dalam diri saya. Seperti, apakah masuk logika anak-anak ketika ASI yang 2 tahun lebih menurut dia enak tiba-tiba berubah menjadi pahit? Walaupun masih kecil, apakah mereka tidak bertanya-tanya tentang hal itu? Apakah tidak akan menimbulkan trauma berkepanjangan karena hal yang menakutkan semacam ini?
Sementara pemberian dot akan menimbulkan masalah baru yaitu kembali harus melewati masa penyapihan dot. Walaupun saya waktu kecil juga tidak rewel sih ketika berhenti nge-dot. Ya gimana mau rewel, udah masuk usia 4 tahun, wkwkwk. Too old to crancky kayaknya. Masalah lainnya adalah saya kuatir gigi si adek rusak kalau-kalau saya lalai dalam membersihkannya.
Jadi saya mencoba merangkum aneka metode WWF yang pernah saya lewati dan juga hasil baca-baca artikel. Yuk disimak yuk:
a. Bersembunyi
Ada ibu yang memutuskan untuk menyingkir sejenak dari hadapan anak ketika masuk jam-jam menyusu. Biasanya yang memilih seperti ini ada banyak support system di rumahnya. Misalkan ada kakek-nenek, ada om-tante, atau ada pengasuh.
Bagi yang hanya mengerjakan semua sendiri. Agaknya sulit untuk bersembunyi. Nanti yang ngurus anak-anak siapa. Ya kan ya kan??
b. Memberi banyak makanan
Intinya perut si anak dibuat kenyang sampai bisa tidur dengan sendirinya. Metode ini jelas sulit di saya mengingat jam tidur si adek yang sudah saya jelaskan sebelumnya. Porsi makannya pun juga tidak banyak.
c. Memberikan aktifitas fisik
Si kecil dibuat lelah supaya mudah terlelap.
d. Digendong-gendong
Ketika masuk waktu tidur, si kecil digendong-gendong hingga tertidur.
e. Dibiarkan menangis
Seheboh apapun si kecil menangis, tetap tidak ada nenen untuknya.
f. Memberi pengertian
Si kecil diberi pengertian terus menerus bahwa di usianya yang sekarang sudah harus berhenti menyusu. Pemberian pengertian ini bisa memakan waktu berapa lama saja. Tergantung orang tua. Ada yang cuma sehari kemudian mulai menyapih, ada yang sepekan, sebulan, dan sebagainya.
g. Diberi reward
Kita menawarkan reward sebagai bentuk penghargaan atas kerelaan si kecil disapih.
h. Metode campuran
Ini sih saya aja yang mengistilahkan, hahaha. Karena si adek pakai metode campuran dari berbagai metode di atas. Apa aja sih?
- Saya beri pengertian terus menerus tentang usianya yang sudah dua tahun lebih dan menurut Al-Qur'an sudah bisa untuk disapih. Pemberian pengertian ini berjalan sekitar 3 bulan. Terus-menerus. Baik saat menyusu ataupun tidak. Reaksinya? Ya marah lah, wkwkwk. Dia sudah paham apa yang sampaikan dan menolak untuk disapih.
Oh ya, selama pemberian pengertian ini saya juga membuat aturan bahwa nenen hanya boleh di kamar. Supaya mengurangi keleluasaan si adek dalam menyusu. Awalnya susah tapi saya terus beri pengertian bahwa, "Nenen hanya boleh di kamar". Lambat laun dia memahami dan mau mengikuti aturan.
- Tidak ada rencana juga sih kapan si adek disapih. Beberapa kali gagal karena saya kelelahan, nah tepat di hari Senin, 20 Desember 2021 tiba-tiba saya berkeinginan kuat untuk menyapih nya. Apapun yang terjadi.
Pukul 08.00 masih menyusu seperti biasa setelah bangun tidur. Biasanya si adek kalau kebangun di pagi hari akan minta menyusu berkali-kali sampai akhirnya dia sadar penuh dan keluar kamar. Nah pagi hari masih seperti itu. Qadarulloh si adek sudah minta berhenti pukul 08.00.
Siangnya sekitar pukul 11.00 dia mulai tantrum karena suatu hal. Minta nyusu, tapi saya tolak. Tentu saja si adek marah sejadi-jadinya. Teriak-teriak, berguling-guling, dan lain sebagainya. Tapi dalam hati saya mengatakan bahwa, "saya harus kuat. Dia marah hanya sebentar".
Saya peluk si adek dengan posisi dia berdiri di atas kasur, kemudian saya berdiri di lantai. Mata kami sejajar. Saya tidak bilang kalau harus berhenti. Saya mengatakan, " adek gak nenen lagi ya". Subhanallah lama-kelamaan dia tertidur. Lanjut saya gendong-gendong sampai akhirnya saya taruh di kasur dan tidak terbangun.
Ketika terbangun, dia tentu dong minta nyusu. Saya mendadak terpikirkan, "yuk yuk ke warung". Dia pun senang dan saya yang gantian bingung. Ngapain yak di warung? Hahaha
Sesampainya di warung dia meminta dibelikan susu UHT. Lalu saya kepikiran untuk membeli 1 kantong permen YUPI sebagai reward jika si adek mau tidur tanpa nenen. Tentu ini jangan ditiru ya. Permen mana baik buat anak. Hanya saja dari sekian tawaran yang pernah diberikan, hanya permen YUPI berbentuk hati merah muda itulah yang tidak pernah ditolaknya.
Di hari pertama ini, setelah bangun dari tidur siang si adek mendadak tidak minta menyusu walaupun sedang tantrum. Tapi tugas saya juga untuk menjaga suasana hatinya supaya tidak terlalu banyak tantrum yang bisa-bisa berujung kegagalan dalam menyapih.
Malamnya adalah yang paling seru. Ketika saya tolak saat mengantuk dan minta nenen, si adek ngamuk parah. Menendang-nendang, teriak-teriak, menolak setiap tawaran, dan sebagainya. Hal ini berlangsung berjam-jam. Berulang-ulang saya melafalkan "laa haula walaa quwatta ilaa billaah". Sesungguhnya tiada daya dan kekuatan selain datangnya dari Allah semata. Ini kekuatan saya menghadapi ngamuknya si adek yang terasa tidak akan mereda sama sekali. Allah akan menolong and this too shall pass.
Mendadak si adek minta dipangku papinya. Akhirnya dengan masih menangis meraung, matanya mulai terpejam. Dua orang sama-sama tidur. Kepala si adek udah miring-miring tanda dia kelelahan. Sejenak terbangun, dia meminta air putih kepada papinya. Setelah minum, dia kembali tertidur. Tapi tidak langsung tertidur sampai pagi, ada saatnya dia terbangun dan nangis lagi. Ketika itu saya pangku dan ayun-ayun sampai tertidur lalu segera saya taruh ke tempat tidur.
Selasa, 21 Desember 2021 belum banyak berubah. Pagi terbangun, dia meminta jatah YUPI yang saya janjikan. Masih minta nenen tapi hanya saat akan tidur. Ketika tantrum, dia sudah tidak meminta nenen. Ajaib kan? Masya Allah. Saat tidur siang, saya gendong sampai tertidur. Tanpa nangis dan ngamuk. Saat tidur malam, dia menolak di gendong. Hanya minta ditemani bermain dan mendadak ke sebelah papinya dan tertidur.
Rabu, 22 Desember 2021 saya mulai lebih optimis. Saya juga mulai menyapih dari kesukaan si adek dengan YUPI. Di jam tidur siang, dia mulai rewel dan tantrum karena tidak mendapat YUPI. Pas ngambek, dia pergi ke bawah kolong tempat tidur (ada alas tentu saja) kemudian suara mulai sunyi. Yak dia ketiduran. Bangun masih minta YUPI. Saat tidur malam, dia juga ngambek karena tidak saya beri YUPI. Saya bilang boleh makan YUPI keesokan harinya. Saat itu dia langsung mengasingkan diri. Pergi ke tempat tidur bagian atas (di kamar dia ada dua tempat tidur) dan ngomel-ngomel ngatain saya jahat lalu mendadak tertidur, hahaha
Kamis, 23 Desember 2021 sudah tidak ada rengekan tentang nenen dan YUPI. Tidur siang sudah bisa di sembarang tempat yang penting ngantuk. Sementara untuk tidur malam bisa tidur begitu saja setelah puas ditemani bermain.
Jumat, 24 Desember 2021 tiba-tiba tidak mau tidur siang. Untungnya malam hari, suami ada acara kantor di sebuah tempat. Kami ikut untuk cari udara segar. Sambil menunggu selesai pertemuan, saya dan anak-anak main di playground. Setiba di rumah, dengan ajaibnya si adek bisa tidur pukul 22.00.
Sabtu, 24 Desember 2021 sama juga tidak mau tidur siang. Malamnya setelah kami pergi, dia tertidur di mobil sekitar pukul 21.00. Saya kira bisa lah ya seperti sehari sebelumnya yang tidur sampai pagi. Rupanya, ternyata oh ternyata dia terbangun pukul 00.15 dan minta ngobrol kesana-kemari. Oleh papinya ditawari makan dan mau (padahal sudah makan malam), lalu bermain sesuka hati sampai akhirnya ngambek dan tidur di pangkuan papinya sekitar pukul 04.00. Fyiuuuh melelahkan.
Hal seperti ini juga terjadi ketika menyapih si mas. Sudah tidak rewel dan tidak mencari-cari tapi tidak tidur sampai pukul 04.00. Apa mungkin memang seperti ini ya? 😌
Setelah itu semua bisa berjalan tanpa ada kata nenen lagi walaupun tetap saja si adek kalau tidur selalu mengajak ronda, hahaha.
❤ Apakah perlu mengganti ASI dengan sufor?
Tidak perlu. Asupan utama anak ya dari makanan menu lengkap. ASI/sufor bukan asupan satu-satunya seperti ketika 6 bulan awal kehidupannya.
Tapi jika ingin mengenalkan sufor dengan dot kepada si kecil sebaiknya ada dua hal yang dipertimbangkan. Pertama, anjuran dari dokter spesialis anak. Kedua, perkenalkan lah di usia sebelum 1 tahun. Umumnya, di atas usia 1 tahun akan menolak jika diperkenalkan dot akibat sudah keenakan DBF/direct breast feeding/menyusu secara langsung.
Dan sufor dengan dot ini sebaiknya bukan target untuk menyapih ya. Diberikan dengan pertimbangan lain-lain. Seperti saran dokter spesialis anak atau keputusan orang tua yang disebabkan kelelahan dalam memberi ASI. Saya pun merasakan yang mana setelah usia 1 tahun justru si adek sering sekali minta nenen baik itu tengah malam, kalau tantrum, ataupun kalau tidur siang. Sekalinya sudah terlihat terlelap, saya geser sedikit saja pasti si adek nyari lagi.
❤ Apa yang benar-benar meyakinkan diri bahwa saya siap menyapih?
Baik pada saat si mas maupun si adek, pertimbangannya kurang lebih sama:
- Saya sedang kondisi tubuh yang fit
- Anak juga sedang dalam kondisi fit
- Menurut saya, usianya sudah lebih dari cukup untuk disapih
- Saya ingin beristirahat dari bangun tengah malam berulang
- Saya ingin mengerjakan hal lain dengan leluasa tanpa harus dijeda anak minta nenen
- Saya ingin menggunakan lebih banyak waktu ketimbang menyusui berjam-jam sampai anak terlelap
- Berharap terjadi kenaikan berat badan yang signifikan karena anak sudah tidak "ngempeng" lagi
❤ Reward apa yang sebaiknya ditawarkan?
Bebas. Tidak ada salah dan benar. Sepakati antara ibu dan anak. Pastikan menggunakan prinsip specific, realistic, measurable.
- Specific
Harus jelas dan nyata bisa terlihat oleh anak. Awalnya ketika saya masih ada pada tahap memberi pengertian, saya juga menawarkan reward berupa kue tart dengan hiasan gambar hello kitty.
Kami tidak merayakan ulang tahun. Pun saya dengan suami tidak suka krim yang ada pada tart. Otomatis si adek belum pernah merasakan dan melihat tart. Kalau masnya sudah karena memang pernah dibelikan oma dan opanya saat khitan.
Nah, saya sempat kasih motivasi. Saya ajak si adek melihat ke toko kue yang berjajar aneka kue tart dengan hiasan salah satunya hiasan hello kitty. Wuih seneng bukan kepalang. Lalu saya ambil kesepakatan bahwa bisa beli kue kalau sudah berhenti nenen. Dia menyetujui.
Namun setelah dipikir-pikir, hal ini tidak specific. Kuenya mana, kapan belinya, rasanya gimana tidak bisa diterjemahkan oleh si adek. Jadi iming-iming ini pun jelas ditolak ketika dia ngamuk minta nenen.
Maka, saya putuskan YUPI sebagai reward. Mengapa?
a. Saya bisa dapatkan dengan harga yang murah
b. Ketika proses penyapihan si adek bisa dengan jelas melihat "Oh hadiah ku ada di situ dan bisa aku dapat jika menepati kesepakatan"
c. Si adek sudah tau rasanya jadi tidak perlu membayangkan.
Ya, walaupun disela menyapih ASI saya juga harus menyapih YUPI, hahaha.
- Realistic
Berikan hal-hal realistis. Kalau gini maka dapat ini. Bukan sebaliknya. Seperti mengatakan hal-hal mustahil:
"Kalau masih nenen, Bunda pergi ya"
"Bunda senang sekali kalau adek mau berhenti nenen"
Yang kalimat kedua benar-benar tidak kalau saya sih. Kenapa anak harus bertanggung jawab atas kebahagiaan ibunya? Bukannya kebahagiaan itu tanggung jawab diri sendiri?
- Measurable
Berapa dapatnya, kapan didapatkan, bagaimana cara mendapatkannya harus jelas dan kita yakin anak mengerti akan hal ini.
❤ Hal apa saja yang bisa menunda proses penyapihan?
- Anak sedang sakit
- Ibu sedang tidak fit
- Anak sedang dalam proses perubahan ekstrim seperti: pindah rumah, perceraian orang tua, atau ayahnya meninggal (karena kalau ibu yang meninggal otomatis disapih kan). Tentu saja dalam kondisi ini tetap ada yang melakukan proses penyapihan. Dengan berbagai pertimbangan yang matang. Pasti bantuan Allah akan ada dan semua baik-baik saja
❤ Apakah anak tidak akan terbangun malam ketika proses penyapihan?
Tentu saja ada kemungkinan terbangun dan rewel. Tapi tetap tidak boleh berakhir dengan nenen. Disini lah kondisi fit sang ibu sangat dibutuhkan.
Tapi jika sudah selesai proses penyapihan, bukan masalah besar jika si kecil terbangun. Biasanya karena haus atau mendadak pengen main (Anak-anak memang ajaib, haha).
❤ Bagaimana kalau anak terus menangis?
Menangis adalah sebuah bentuk ekspresi dari manusia. Bagi anak 2 tahun, menangis adalah hal yang biasa. Apalagi jika keinginannya tidak terkabul. Maka temani saja saat dia menangis. Pastikan bahwa menyapih bukan proses membenci. Menyapih hanya menghentikan proses menyusui. Cinta Bunda akan selalu ada dan bisa dirasakan oleh si kecil.
Perbanyak pelukan yang membuktikan bahwa Bunda tetap mencintai si kecil.
❤ Apakah perlu alat khusus untuk menggendong?
Tidak. Ketika si mas disapih, saya memilih menggendong di belakang dengan baby carrier. Alasannya supaya dia tidak mencium "bau ASI". Tapi tidak berhasil pada si adek. Maka, ketika si adek saya menggendong seperti biasa di depan. Tanpa alat apapun. Yang terpenting saya menggunakan baju cukup tertutup supaya membantu si adek memahami bahwa memang sudah harus berhenti.
❤ Bagaimana jika di tengah proses menyusui si kecil sakit?
Hentikan proses penyapihan. Fokus lah dulu pada penyembuhan si kecil.
❤ Apakah menyapih harus tepat usia 2 tahun?
Tidak. Walaupun memang di usia ini adalah usia yang tepat. Karena anak sudah harus mulai belajar mengenali bagian tubuh ibunya yang sebelah mana yang boleh dilihat dan yang tidak boleh dilihat.
❤ Apakah dampak dari pemberian pahit-pahit?
Mmm...sekali lagi saya tidak anti ya. Hanya mendengar penuturan dari seorang ibu yang trauma pada apapun yang berwarna merah. Rupanya karena trauma masa kecil ketika disapih, ibunya memberi obat merah pada PD sampai dirinya ketakutan. Dan itu berlanjut sampai dewasa.
Tapi tidak semua sih. Cuma sejenak kita pikirkan lagi. Kalau diberi atau tidak diberi pahit-pahit sama-sama membuat anak menangis, kenapa harus dibuat menangis dua kali? Menangis karena disapih dan menangis karena kaget yang tadinya enak kok jadi pahit.
❤ Apa yang tidak boleh ditinggalkan ketika menyapih?
Berdo'a. Kemudahan, kesehatan, kelapangan hati hanya didapat dari berdoa. In sya Allah bantuan Allah menanti. Bunda tidak sendiri.
❤ Hal positif apa yang bisa saya rasakan setelah proses menyapih?
Si adek jadi kuat makan, masya Allah. Saya juga bisa leluasa bergerak tanpa kuatir kejeda karena harus menyusui. Alhamdulillah.
Itu saja dari saya tentang cara menyapih si kecil dengan cinta. Sekali lagi ambil baiknya, buang jeleknya
Semoga bermanfaat 😊